Traveling Buat Apa?

I travel to find a better ME

Ada sejumlah alasan yang membuat seseorang mendadak filsufpacker. Entah karena kenangan masa lalunya yang begitu mengecewakan, entah karena kehampaan yang ia tengah rasakan, entah karena baru saja menyaksikan kejadian yang membuatnya tercengang, entah juga karena ia mengidolakan sosok seseorang yang menginspirasi kehidupannya. Yang begini biasanya memaknai segala hal demikian khusuk dan sarat nilai filosofis. Hari-hari yang ia lalui sepanjang perjalanan membuatnya mengimani bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Detail-detail yang ia jumpai, pahit-manis yang ia rasakan, ragam wajah dan karakter yang ia baru kenal menempa pribadinya sehingga ia mengamini bahwa ia telah “lahir baru”. Orang-orang semacam ini biasanya memang mengalami transformasi diri. Kita akan menemukan dirinya yang berbeda dibandingkan dulu sebelum melakukan banyak perjalanan.

I travel just because I want to

Nggak pakai ribet, nggak pakai drama, nggak mau pusing dengan segala tetek bengek bernama filosofi hidup dan alasan menye-menye lainnya. Yang ia pikirkan adalah, I need a short escape, gue butuh liburan, gue mau menenangkan pikiran, gue mau having fun, gue mau entertain my self. Dia nggak butuh benturan masalah hidup pelik yang membuatnya melarikan diri dan mencari makna hidup hakiki. Dia nggak butuh perenungan malam dan pagi bersama secangkir kopi. Dia nggak perlu menjadi peka terhadap sekeliling karena dia sedang nggak butuh pelajaran hidup. Kalau kamu bertanya padanya, ngapain ngetrip, dia bakal jawab, ya lagi pengen aja. titik.

I travel to race

Nggak sedikit orang-orang yang punya pandangan demikian. Berlomba-lomba mengkoleksi jumlah negara, mencatat daftar been there done that, dan menjadi seorang pejalan yang lebih wah dibanding yang lainnya.  Semakin banyak jumlah negara yang dikunjungi dibanding teman-teman lainnya, maka semakin merekah dan berbunga-bunga perasaan mereka. Ada semangat kobaran persaingan ingin berusaha menandingi yang lainnya. Ada perasaan ingin lebih dulu pernah kemana, lebih dulu melakukan dan memperoleh apa, lebih dulu menjadi yang terbagaimana. Well this is natural, bukankah manusia diciptakan dengan ego ingin lebih unggul? Nggak ada yang salah dengan perasaan ini. Dalam lingkup kerja aja orang-orang bisa bersaing ingin lebih baik dari yang lain, demikian pula dalam dunia traveling 😀

img_3074

I travel to explore

I am a true adventure. I love nature. I love culture and art. I love to meet locals and mingle with them. I love to find something I never knew before, I’m not afraid of stranded in the middle of nowhere. I dare to challenge my self fulfilling my curiosity. Gue traveling karena gue pengen memperkaya khasanah pengetahuan dan pengalaman hidup. Begitulah kira-kira yang ada di kepala para petualang sejati ini. Fokus mereka hanya satu, bagaimana obyek wisata dan segala kekayaannya mampu menciptakan sensasi perjalanan yang luar biasa tak terlupakan. Mereka berani mengambil resiko menyusuri sudut terdalam dan titik terjauh demi memuaskan hasrat bertualangnya.

I travel because err that’s my job

Kata orang, pekerjaan mobile yang mengharuskan orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain adalah salah satu dream job yang banyak orang idamkan. Udah jalan-jalan gratis, masih dibayar pula! Siapa yang nggak mau? Ada banyak pekerjaan yang mewajibkan orang-orang untuk mengunjungi kota anu atau negara anu. Ada yang bekerja sebagai pemandu wisata, ada yang bekerja sebagai jurnalis dan reviewer, ada yang sekedar perjalanan singkat kantor, dan masih banyak lagi lainnya. Namun bagi saya pribadi dan pastinya bagi sebagian besar orang, apapun jenis pekerjaannya, terkadang jalan-kalan untuk kerja itu tentunya nggak se-wild and fun apabila kita murni jalan-jalan untuk plesiran.  Ada sederet batasan ruang waktu, kondisi dan norma tertentu yang mengekang. Maybe you make a report on the terrace of Maldive floating resort. That might look fancy… but again, lo lagi kerja bro, bukannya lagi leyeh-leyeh santai doing nothing 😀

I travel because you do too

Seseorang juga bisa menjadi alasan utama mengapa seseorang memutuskan untuk menjadi seorang pejalan. Bisa jadi orang itu adalah orang yang ia sayangi sehingga ia hanya ingin tetap bersama kemanapun dimanapun. Bisa jadi orang itu adalah orang yang ia kagumi sehingga ia merasa terinspirasi oleh perjalanan-perjalanan yang orang itu lakukan. Bisa jadi orang itu adalah orang yang ia benci dan ingin ia sejauh mungkin hindari. Bisa jadi orang itu adalah orang yang berada nun jauh disana dan ia ingin hampiri.

img_5534