Papal Audiensi bareng Paus Fransiskus di Vatikan

Lapangan Basilika Santo Petrus Vatikan kian padat akan para pengunjung baik yang beragama Katholik maupun bukan, padahal acara baru akan dimulai satu jam lagi. Usai pemeriksaan tas dan jaket, saya bersama teman saya John melintasi gerbang detektor logam nggak jauh dari Pintu Perunggu (Bronze door). Pun kami berbaur dalam kerumunan, mencari spot strategis yang kira-kira memungkinkan untuk dilewati kendaraan Papa Francis, Pimpinan tertinggi umat Katholik.

Kursi-kursi yang tersedia hampir penuh terisi. Ratusan orang yang nggak kebagian tempat duduk–termasuk kami–harus puas berdiri di balik pagar pembatas. Ya, mestinya kami berangkat lebih pagi untuk memperoleh spot duduk yang ok, dekat dengan mimbar Papa Francis.

IMG_4411

Papal Audiensi adalah sebuah acara berkala (Umumnya dilangsungkan setiap hari Rabu. Jadwal bisa dilihat disini) yang digelar oleh pihak Tahta Suci Vatikan, dimana Sri Paus berinteraksi langsung dengan para pengunjung. Sri Paus akan bertegur sapa dengan para audiens. Jika beruntung, kendaraan sang Paus akan berhenti dan beliau akan turun untuk berbincang-bincang sekilas dengan para audiens yang berdiri di balik pagar pembatas.

Biasanya pengunjung dapat langsung hadir pada hari H ke alun-alun basilika dan berdiri bersama yang lainnya di balik pagar pembatas tanpa perlu mendaftarkan diri. Namun apabila pengunjung hendak duduk di salah satu bangku yang tersedia, pengunjuk terlebih dahulu mengambil tiket yang disediakan oleh para petugas yang berjaga di dekat pintu Perunggu (Bronze door) sehari sebelumnya mulai dari pukul 15.00 hingga 19.00. Tiket disediakan gratis (Untuk peserta lebih dari 10 orang diharuskan untuk membuat reservasi)

Tak lama terdengar suara riuh. John mendekatkan diri berbisik pada saya. “Papa Francisnya udah datang”.

“Eh mana?” Saya celingak-celinguk mencari keberadaan kendaraan Papa Francis. Sekian detik pertama saya nggak berhasil menemukan sumber sorak-sorai tersebut, hingga John kemudian berbisik lagi sambil menunjuk ke suatu arah, “Tuh di ujung sana.”

“Nggak keliataaaan.” Saya sampai menjinjit mencari tahu.

“Itu loh, yang pake topi putih. Tuh ada di monitor raksasa.”

Benar aja, di monitor raksasa nampak wajah Papa Francis diliputi oleh sumringah senyum lebar. Tangannya melambai-lambai seraya sesekali membentuk tanda salib dengan jemarinya pada beberapa anak kecil yang digendong oleh orang tuanya. Mata sejumlah orang dewasa juga terlihat berkaca-kaca, nggak sanggup menahan haru saat berada di dekat sang Paus.

“Duh kita salah nongkrong deh”, saya bergumam. “Harusnya kita masuk dari pintu sebelah sana.”

Setelah sekian menit bertegur sapa, papa Francis kembali menaiki kendaraannya. Kendaraan tersebut bergegas melintas ke satu dua titik lainnya. Sayang banget, mungkin bukan rejeki saya untuk bersalam-salaman apalagi ber-selfie dengan sang Paus. Kendaraan yang papa tumpangi nggak kunjung melewati  jalur tempat saya berdiri. Yahh, saya cuma bisa puas memelototi layar raksasa seraya mendengar teriakan-teriakan pengunjung di sisi lain 😦

Kendaraan tersebut tak lama kemudian berhenti di depan mimbar utama. Papa Francis, dituntun oleh salah seorang berjalan perlahan menaiki anak tangga. Di sebuah kursi cantik beratapkan tenda, papa Francis akhirnya duduk, meski masih melambaikan tangannya sesekali. Acara audiensipun resmi dimulai.

Demikian syahdu dan khusuknya audiensi berlangsung. Meski saya nggak paham dengan apa yang disampaikan papa Francis, namun senyumnya menyiratkan ketulusan yang kaya makna dan meneduhkan. Nggak heran kalo media menyebutnya “The Smiling Pope”, karena sedari muncul hingga akhir acara, nggak henti-hentinya senyum tersebut ia bagikan pada khalayak ramai.

IMG_4270

Sore sehari sebelumnya, kursi-kursi dipersiapkan untuk keesokan harinya

Audiensi berdurasi kurang lebih selama satu jam. Yang saya tangkap sih, acara sepertinya dibuka dengan pembacaan ucapan permohonan berkat oleh sejumlah perwakilan negara dalam bahasa yang berbeda-beda (kalo nggak salah bahasa Jerman, Belanda, Arab, Perancis, Spanyol, Mandarin dan Inggris). Lalu acara dilanjutkan dengan kotbah singkat papa Francis, dan ditutup oleh doa bersama yang dipimpin langsung juga oleh beliau.

Papa Francis adalah orang penting pertama di dunia yang akhirnya bisa saya jumpai secara langsung–nggak langsung-langsung banget sih, berhubung masih kepisah jarak juauuuhhh banget sama beliau, hihi. Walaupun saya sendiri bukan beragama Katholik, namun ada kebanggaan tersendiri bisa berkesempatan untuk bertatap muka dengan salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia.

Buat kamu-kamu yang kebetulan berkeinginan untuk mengunjungi Tahta Suci Vatikan, pastikan untuk nggak melewatkan kesempatan berharga ini, yah 😀 Sayang banget kan, udah jauh-jauh sampai sini tapi malah nggak ketemu sama beliau 🙂

VATICAN CITY, VATICAN - SEPTEMBER 18:  Pope Francis attends his weekly General Audience in St. Peter's Square on September 18, 2013 in Vatican City, Vatican. Pontiff  called on Catholics together with other Christians to continue to pray for peace in the most trouble parts of the world.  (Photo by Franco Origlia/Getty Images)

 

Foto di ambil dari sumber

My Ibiza and Vatican Article on Getaway March 2016

Adalah sebuah kehormatan untuk kembali menyumbang artikel perjalanan di salah satu majalah traveling Indonesia, Getaway, khususnya edisi bulan Maret yang sebagian besarnya membahas tentang benua Eropa. Saya sendiri berkesempatan untuk meninggalkan jejak bukan hanya satu tetapi dua buah artikel sekaligus!

Yap, artikel pertama saya membahas tentang “Ibiza is more than just party island”. Ibiza juga mewariskan sejumlah situs sejarah yang sangat menarik untuk dieksplor lebih lagi. Dan sneek a peaknya, artikel ini merupakan side story dari calon buku kedua saya nanti yang memang sengaja saya eksklusifkan menjadi tulisan tersendiri dalam versi majalah.

All41

Artikel kedua, masih dalam edisi yang sama, saya mengangkat kisah menyusuri bangunan-bangunan ketjeh di Tahta Suci Vatikan, berikut pengalaman pertama saya mengikuti papal audiensi alias bertemu langsung dengan Paus Francesco. Meski bukan seorang Katholik, Tahta Suci Vatikan,  Basilika Santo Petrus dan Museumnya sangat recommended untuk dikunjungi.

All49

So, nggak sabaran untuk membaca kisah-kisahnya? langsung aja beli majalah Getaway edisi Maret di toko-toko buku/ majalah terdekat atau bisa order langsung versi E-magsnya melalui Getscoops